Semua peraturan diciptakan Tuhan untuk sesuatu yang baik, everything happens for a reason they say.
Demikian juga dengan alasan kenapa Tuhan melarang Adam dan Hawa untuk makanin pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu. Setelah barusan chapel staff di kantor gwe, salah satu orang yang adalah lulusan theologia mulai mengutarakan pendapatnya tentang pembahasan 'keselamatan' (berat ya cyin topiknya). and you know what... bahasanya super super super tinggi cyin~ gwe bahkan gak ngerti maksud pertanyaan dia apa dengan segala istilah theologia yang dia pelajarin yang bikin gwe (dan ternyata beberapa orang lainnya) memilih untuk main handphone aja.

Dan sembari mendengar pendapat temen gwe itu tentang berapa persentasi apalah, bagaimana orang bisa hilang keselamatan lah, dan apapun itu, gwe jadi somehow tertegun dan hmm... 'that's why Tuhan mungkin saat itu gak mau Adam dan Hawa makanin buah dari pohon itu karena ketika mereka makan, mereka jadi semakin banyak tahu tentang banyak hal yang sebenernya.... merepotkan mereka sendiri'
Human gets complicated by the things their own mind make.
Karya Tuhan yang paling keren bahwa Doi menyelamatkan umat manusia yang berdosa, dari kubangan lumpur dibalikin identitas nya jadi seorang anak. Titik. Harusnya cuma sampai sana, tapi manusia yang gak suka kesimpelan itu bikin ratusan teori tentang harusnya Tuhan begini, harusnya manusia begini, gimana kalau begini, gimana kalau begitu, apakah bisa begini dan begitu.
I think, kenapa Tuhan bilang anak kecil yang empunya Kerajaan Sorga adalah karena anak-anak kecil ini gak memusingkan diri dengan segala teori, dengan segala kemungkinan, dengan segala alasan. Kalau mereka percaya, mereka 100 persen percaya, kalau mereka sayang, mereka menyayangi dengan tulus. Kayak ketika anak itu percaya ayahnya akan tangkep dia meskipun dilempar jauh ke atas dan dia gak bakal end up terkapar di rumah sakit. As simple as a child's faith to their father, that's how we should respon to God and His amazing things.
*currently listening to Engkaulah kekuatanku by CWP*
0 comments:
Post a Comment