15 January 2013

Bermodalkan Kasih



Semalaman sampai pagi ini, hujan terus turun, tanpa henti. Dan tadi pagi pas iseng liat instagram, i stared at an image. Tanpa perlu menunggu berapa detik, i liked that photo, mungkin tanpa meneliti maknanya terlalu dalam. Toh, quotenya bagus.. Kemudian saya naik shuttle bus sepanjang perjalanan, lalu disambung dengan naik bus kota. Again, di dalam bus kota, terlalu banyak hal yang bisa dipetik, asalkan kita mau membuka mata lebih lebar, dan mendengar sekeliling lebih detil.

Pagi ini, ibu-ibu yang duduk di belakang saya mengajak ngobrol seorang anak kecil yang menaiki bus itu sendirian, tanpa teman dan tanpa orang tua. Detil pembicaraannya tidak terlalu terdengar karena suaranya beradu kencang dengan suara kenek kopaja itu, dan suara klakson mobil mewah yang lalu lalang di sebelahnya. Namun samar-samar terdengar suara ibu itu, 'nih nomor tante, kalau ada apa-apa, butuh bantuan apa, telpon aja ya ke nomor ini..' dengan suara lembut, dan sepertinya tidak dijawab 'iya' oleh anak itu. Mungkin anak itu masih dalam keadaan setengah tak percaya masih ada orang baik hati yang tulus di Jakarta yang katanya kejam itu.

Perjalanan dilanjutkan, saya turun dari kopaja itu, dan tiba di kantor, membuat segelas cokelat hangat dan iseng membuka facebook, dan foto ini muncul lagi.

Saya kemudian tersadar, menjadi 'sesuatu' tidak perlu hal yang ribet, menjadi 'berguna' tidak butuh hal yang muluk-muluk, menjadi 'berkat' tidak perlu modal yang besar. Cukup, love. Ketika hidup kita dijalankan dengan modal kasih, kita gak akan pernah menjadi orang yang kesepian. Ketika hidup kita dijalankan dengan modal kasih, kita gak akan pernah menjadi pengangguran. Ketika hidup kita dijalankan dengan modal kasih, sadarlah.. gak ada waktu yang dihabiskan hanya untuk memikirkan diri sendiri.

Contohnya ibu yang di kopaja itu, ia bisa saja memilih untuk duduk diam dan bersikap bodoh amat dengan sekelilingnya, ia bisa saja memejamkan matanya untuk tidur, atau sekedar memikirkan kegiatannya sepanjang satu hari ini, dan bisa saja ia ngedumel sana sini akibat hujan yang terus turun, macet yang tiada berujung, dan suara kenek yang cempreng.

Tapi tidak, si ibu ini malah mengajak ngobrol anak kecil yang duduk di sebelahnya, menawarkan bantuan dengan tulus, dan tanpa sadar, si ibu ini menyalurkan kasih, bukan hanya ke anak itu, tapi si ibu ini juga mengingatkan saya kembali tentang kasih, yang terlalu sering dikumandangkan, tapi jarang dipraktekan. 

Kasih akan membuat kita sibuk, bukan untuk diri kita sendiri. Tapi kita sibuk menyalurkan kasih kepada orang lain. Kasih akan membuat kita terus berkarya, bukan untuk diri kita, tapi untuk menciptakan seni di hidup orang lain. Kasih akan membuat kita terus melakukan apa yang dipandang baik dan benar, bukan untuk persoalan hidup kita, tapi untuk menciptakan sumur kasih di hidup orang lain, agar kelak, sumur itu akan berguna untuk menyalurkan kasih, ke orang-orang-orang lainnya. Yap, the power of Love, it spreads :)

"Walk in love, that will keep you busy for the rest of your life. -Joyce Meyer. Now i really know what it means" -@teeteen
 
*sedang mencoba mengganti kata 'gwe' jadi 'saya', bagaimana?*

2 comments:

Venny Cinny said...

THIS!!! God reminds me of this recently.. dan sekarang diingetin lagi lewat blog lu tinn hahaha :'D
like this post! :p


btw, kalo ga pake "gwe", titinnya ilang nih.. tapi bagusan pake "saya" sih hahahhahaa *just my opinion* :D :D :D

christine natalia said...

:))

titinnya ilang???? hmmmm~